Rabu, 02 Desember 2015

Apakah Makanan Segar dapat Menyembuhkan Diabetes? (2)

Dalam tulisan sebelumnya, pola makanan segar bukanlah obat untuk diabetes tetapi sekedar salah satu cara hidup sehat supaya tubuh mendapat kesempatan untuk memperbaiki dan memulihkan bagian-bagian tubuh yang kurang berfungsi dengan baik. Makin sedikit akumulasi racun yang masuk ke dalam tubuh, makin sedikit kerusakan yang terjadi pada bagian tubuh tersebut, makin cepat dan makin mudah tubuh memulihkan semuanya. Oleh karena itu, makin muda usia mereka, makin baik pola hidup mereka, makin besar pula kesempatan mereka untuk menjadi pulih dan segar kembali.

Walaupun demikian, apa sebenarnya yang paling meracuni kita, yang menyebabkan terjadinya diabetes? Mengapa juga balita bisa juga menderita diabetes?

Tentu, tidak sekedar penyakit keturunan atau genetika, karena kalau memang faktor genetika itu sangat besar tentu sedikit sekali mereka yang sembuh dari diabetes setelah melakukan pola hidup yang baik. Padahal kenyataannya, hampir semua yang melakukan pola makan segar dan mereka belum berusia di atas 60, mereka memiliki kesempatan yang sangat besar untuk bisa sembuh dari diabetes. Mereka tidak akan lagi tergantung obat atau suntikan insulin lagi sepanjang hidupnya.

Perang Saudara di dalam Tubuh

menurut Dr. Neal D. Barnard, M.D., peneliti klinis

Dr. Neal D. Barnard adalah guru besar di Universitas George Washington AS, Direktur PCRM (Physicians Committee for Responsible Medicine di AS). Beliau bersama dengan timnya serta dengan ‘National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases’ dan ‘American Diabetes Association’ banyak melakukan penelitian tentang penyakit diabetes.

Beliau mengatakan bahwa sekalipun karbohidrat atau gula menimbulkan banyak masalah bagi penderita diabetes tetapi penyebab diabetes bukanlah karbohidrat dan gula. Penyebabnya adalah bagaimana tubuh memproses karbohidrat dan gula tersebut.

Diabetes Tipe-2

9 dari 10 penderita diabetes adalah penderita diabetes tipe-2. Penderita diabetes tipe-2 masih memproduksi insulin tetapi sel-sel tubuhnya justru menolak insulin tersebut. Untuk mengatasi penolakan itu, tubuh memproduksi insulin semakin banyak dan jika pasokan insulin dalam tubuh tidak dapat mengatasi penolakan tersebut maka glukosa akan menumpuk di dalam aliran darah.

Ketika insulin yang dihasilkan oleh pankreas beredar ke seluruh sel, insulin tersebut tidak berhasil masuk ke dalam pintu sel, seolah anak kunci sel tidak berfungsi lagi. Sekalipun anak kunci pintu sel tersebut ada, tetapi terjadi kerusakan di sana dan gagal terbuka sehingga akhirnya glukosa tidak masuk ke sel dan lalu menumpuk pada aliran darah.Kejadian ini serupa dengan kunci yang kemasukan permen karet. Sehingga anak kunci tidak bisa berputar dan berfungsi dengan baik.

Di dalam tubuh, permen karet itu adalah protein dan lemak. Protein dan lemak itu menghalangi anak kunci sel berfungsi dengan baik. Reseptor-reseptor pada permukaan sel yang berfungsi memperbolehkan glukosa masuk ke sel itu dihambat oleh lemak dan protein yang berada dalam sel tersebut. Dan, protein dan lemak yang menutupi dan lengket-lengket pada ujung-ujung reseptor itu adalah akibat kandungan protein dan lemak yang berlebih pada sel-sel tubuh. Dr. Neal Barnard mengatakan bahwa kelebihan protein dan lemak itu terutama terjadi akibat pola makan yang salah, yaitu karena manusia mengkonsumsi produk hewani (daging, susu, telur dan ikan) dan lemak (berasal dari minyak goreng dst) yang sesungguhnya sangat tidak cocok untuk struktur tubuh manusia5,6).

Diabetes Tipe-1

Pankreas pada penderita diabetes tipe-1 tidak dapat memproduksi insulin sehingga penderita harus mendapat pasokan insulin dari luar. Penyakit ini biasanya muncul pada anak-anak dan remaja. Kerusakan terutama karena terjadi perang saudara di dalam tubuh. Sel darah putih di dalam tubuh, yang biasanya berfungsi untuk melawan bakteri buruk dan mencegah replikasi virus, justru menyerang sel-sel pankreas sehingga merusak kemampuannya memproduksi insulin. Sistem kekebalan tubuh justru menyerang dan menghancurkan penghasil insulin sehingga menimbulkan penyakit dan oleh para ilmuwan sering sering disebut sebagai penyakit autoimun.

Dr. Neal  Barnard mengatakan bahwa peperangan itu terjadi antara lain ketika tubuh anak menyerang protein susu sapi dalam susu formula bayi. Sebagian protein susu sapi itu secara biokimia serupa dengan zat penghasil insullin pada tubuh manusia sehingga akhirnya antibodi itu justru menyerang sel-sel pankreas yang berfungsi memproduksi insulin.

Dr. Neal Barnard juga menambahkan, asupan protein susu hewan yang merangsang terjadinya perang saudara di dalam tubuh itu tidak hanya didapatkan dari susu formula yang diminum oleh anak-anak atau berasal dari produk makanan yang mengandung susu sapi, tetapi juga dari ASI yang diberikan oleh ibu yang mengkonsumsi susu hewan, susu formula atau produk yang mengangung susu hewan7,8).

Pada tulisan berikutnya, yang ke 3, kita akan mengikuti pendapat Prof. Dr. T. Colin Campbhell Ph.D., seorang ahli emeritus biokimia nutrisi, tentang bagaimana pengaruh nutrisi dan timbulnya diabetes .

Semoga makin segar dan bugar tanpa obat dan tanpa suplemen!

————————————————-bersambung—————————————————

1) Wild S, Roglic G, Green A, Sicree R, King H,). “Global prevalence of diabetes: estimates for 2000 and projections for 2030”. Diabetes Care 27 (5): 1047–53.doi:10.2337/diacare.27.5.1047. PMID 15111519. May 2004.

2) http://www.cdc.gov/media/releases/2011/p0126_diabetes.html, Center of Disease Control and Prevention, Press Release, 26 January 2011.

3) There Is a Cure for Diabetes: The Tree of Life 21-Day+ Program [Paperback]

Gabriel Cousens, The 30-Day Diabetes Miracle: Lifestyle Center o… by Franklin House, Creating Healthy Children by Karen Ranzi, Simply Raw: Reversing Diabetes in 30 Days DVD ~ Woody Harrelson,

4)http://www.suprememastertv.com/ina/bbs/board.php?bo_table=featured_ina&wr_id=355&page=&sca=&sfl=&stx=&sst=&sod=&spt=&page

5) N.D. Barnard et.al. “The Effects of a Low-Fat, Plant-Based Dietary Intervention on Body Weight, Metabolisme, and Insulin Sensitivity”, American Journal  of Medicine 118: 991-7, 2005.

6) K.F. Petersen et.al., “Impaired Mitcodhondrial Activity in the Insulin-Resistant Offspring of Patients with Type 2 Diabetes”, New England Journal of Medicine 350: 664-71, 2004.

7) K. Sadeharju et.al., “Enterovirus Infections as a Risk Factor for Type-1 Diabetes Virus Analyses in a Dietary Intervention Trial”, Clinical and Experimental Immunologi 132: 271-7, 2003.

8) Scott FW., “Cow milk and insulin-dependent diabetes mellitus: is there a relationship?” American Journal Clinic and Nutrition. 51:489-91, 1991.

9) Karjalainen J, Martin JM, Knip M, et al. A bovine albumin peptide as a possible trigger of insulin-dependent diabetes mellitus. Nwq England Journal of Medicine 327:302-7. 1992.


Makanan segar atau makanan kehidupan atau living food adalah makanan yang masih mengandung berbagai enzim kehidupan (berasal dari energi matahari melalui proses fotosintesa) dan yang tidak dipanaskan di atas 45 derajat Celsius. Daging, telur, ikan dan susu mentah tidak termasuk ke dalam golongan makanan kehidupan karena mereka tidak lagi mengandung enzim kehidupan.

From : sumansutra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar