Selasa, 01 Desember 2015

Mengapa harus Buah Segar dan Sayur Organik Segar? (Fitokimia)

Sebenarnya arti fitokimia adalah senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh tumbuhan. Namun, orang lebih sering menganggapnya sebagai suatu istilah untuk senyawa tumbuhan yang dapat mempengaruhi peningkatkan kesehatan, sekalipun bukan nutrisi utama. Gampangnya, fitokimia adalah senyawa dari tumbuhan yang melindungi tubuh dari serangan penyakit.

Meskipun begitu banyak fakta yang menunjukkan manfaat kesehatan dari pola makan banyak buah dan sayur segar, tetapi bukti ilmiah tentang peningkatan kesehatan dari nutrisi atau fitokimia itu masih terbatas. Hal ini terjadi karena makanan nabati merupakan suatu campuran yang sangat kompleks dan berbagai senyawa bioaktif14), sehingga sulit mencari suatu hubungan satu senyawa yang terdapat di dalamnya dengan suatu efek kesehatan tertentu.

Pada waktu yang lalu kita sudah membahas tentang antioksidan yang berfungsi terutama untuk menurunkan resiko terjadinya kanker. Antioksidan merupakan salah satu fitokimia juga. Berbagai antioksidan akan bekerja sama dengan dengan fitokimia yang lain dalam satu tim untuk melindungi tubuh kita.

Beberapa fitokimia dapat mencegah keerusakan DNA yang terjadi akibat adanya radikal bebas. Tetapi, tentu saja mereka tidak berdiri sendiri, mereka akan bergabung dengan berbagai hal yang ada di sekelingnya. Makan buah segar dan sayur organik segar secara utuh akan memberikan sesuatu yang lebih lengkap.

Masih ingat tentang ketika makan muda bersama kulitnya? Efek buruk yang membuat kita sakit perut berkurang jika kita makan bersama kulitnya. (Walaupun demikian, tentu jauh lebih baik, makan mangga yang matang, yang disajikan untuk kita, yang sudah tidak keluar getah perlindungannya lagi).

Beberapa fitokimia yang sering disebut orang:

1.   Famili Cruciferous

(kubis, kale, brokoli, dst). Sayuran ini mengandung fitokimia (lupeol, sinigrin, diindolylmethane (DIM), sulphoraphane dan indole-3-carbinol) yang berfungsi menghambat terjadinya kanker15,16).

 

2.   Famili Berries

(tomat ceri, blueberries, anggur, delima, dst.)

Resveratrol pada anggur dan pterostilbene dari blueberry, yang dikenal dengan sebutan stilbenoid, bekerja sama dengan vitamin D akan secara signifikan meningkatkan kekebalan tubuh (imunitas)17).

 

3.   Buah Citrus

(jeruk, lemon, jeruk nipis dst.)

Buah ini mengandung banyak sekali fitokimia yang bermanfaat untuk keindahan dan kesehatan kulit.

Masih ingatkah pulakah kita bahwa sulit mendapatkan antioksidan yang memadai hanya dengan sebuah suplemen (dari satu senyawa atau satu unsur) saja?18). Beberapa senyawa pun mungkin lebih baik, tetapi apakah bisa selengkap yang ada pada buah segar dan sayur organik segar?

Memang jauh lebih mudah mencari suplemen vitamin di pinggir jalan ketimbang mencari buah segar yang sedang musim dan benar-benar matang pohon. Tapi, apakah dapatkah kita hanya mengkonsumsi vitamin C tanpa resiko menjadi overdosis (menjadi radikal bebas, ascorbyl radical)?

(Kalau toh tidak matang pohon, asalkan sudah cukup matang (menjelang matang), kita bisa menunggunya beberapa hari hingga matang dan buah itu akan siap kita makan).

Biarpun sekarang banyak sekali buah hasil rekayasa genetika, tetapi kita toh masih menikmati buah yang hanya ada pada musim tertentu. Mangga, manggis,  duku dst. hanya bisa kita dapat kalau musim saja.

Terlalu banyak yang belum berhasil dijelaskan dengan baik oleh para ilmuwan tentang manfaat berbagai fitokimia yang ada pada buah segar matang musim tak berlemak murah gratis dan sayur organik segar berwarna hijau. Mereka hanya tahu bahwa senyawa-senyawa fitokimia itu bermanfaat, tetapi sering sekali mereka tidak bisa menjelaskan mengapa hal itu menjadi bisa bermanfaat. Ulasan seputar antioksidan hanyalah sebagian kecil dari usaha mereka untuk mencoba menjelaskan.

Pada akhirnya, selain semua alasan yang sudah kita bicarakan pada pembahasan-pembahasan yang lalu, alasan utama “mengapa buah segar manis tak berlemak lokal murah gratis (karena ditanam sendiri) dan sayur organik segar berwarna hijau” adalah yang terbaik untuk kita adalah karena semua itu membuat kita bahagia dan lebih bugar, lebih sehat, lebih ceria dan juga tambah keren.

Jika Anda sudah mencobanya dan mengalami semua itu, kita tak akan perlu mencari bukti atau membaca testimoni dari orang lain. Teruslah lakukan itu!

Kita bisa membandingkan diri dengan diri kita sendiri, dari waktu ke waktu, tak perlu membandingkan dengan orang lain, lalu buat kesimpulan apakah benar pola makan banyak buah segar manis tak berlemak dan sayur organik hijau segar dengan makin mempersedikit makanan olahan membuat Anda merasa jauh lebih bugar daripada sebelumnya dan

selamat menikmati kebahagiaan tiada tara ini.

(selesai)

http://www.worldhealth.net/news/every_other_day_fasting_may_reduce_cancer/
Dapatkah kita Tetap Sehat Walaupun Makan Makanan Matang?
https://groups.google.com/forum/#!topic/segarbugarsepanjangmasa/oBWg7gqLB4M

Kalau Tidak Sepenuhnya Segar
https://groups.google.com/forum/#!topic/segarbugarsepanjangmasa/oBWg7gqLB4M

http://toxnet.nlm.nih.gov/cpdb/chempages/ACRYLAMIDE.html
http://toxnet.nlm.nih.gov/cpdb/MOE.html
http://www.slv.se/upload/heatox/documents/Pressrelease_HEATOX_project_completed_%E2%80%93_brings_new_pieces_to_the_Acrylamide_Puzzle.pdf
California wants cancer warnings on french fries and chips. Sayur segar berwarna hijau sangat bermanfaat untuk tubuh, tetapi benarkah juga mengandung nitrosamine?
http://www.news-medical.net/news/2005/08/29/12757.aspx

Sayur segar berwarna hijau sangat bermanfaat untuk tubuh, tetapi benarkah juga mengandung nitrosamine?
https://groups.google.com/forum/#!topic/segarbugarsepanjangmasa/lcrH4-IM7ow

Bayam dan Sayur Berwarna Hijau, Baik atau Buruk kah?
https://groups.google.com/forum/#!topic/segarbugarsepanjangmasa/Y6Dryf2428w

Albanes D., et. al.,” Alpha-Tocopherol and beta-carotene supplements and lung cancer incidence in the alpha-tocopherol, beta-carotene cancer prevention study: effects of base-line characteristics and study compliance”, Journal of the National Cancer Institute 88(21):1560-70, Division of Cancer Prevention and Control, National Cancer Institute, Bethesda, USA, 1996.
Moini H, Packer L, Saris NE,  “Antioxidant and Prooxidant Activities of Alpha-Lipoic Acid and Dihydrolipoic Acid”, Toxicology and Applied Pharmacology 182(1):84-90., 2002.
Brighenti F, Valtuena S, Pellegrini N, et al. “Total Antioxidant Capacity of the Diet Is Inversely and Independently Related to Plasma Concentration of High-Sensitivity C-Reactive Protein in Adult Italian Subjects”, British Journal of Nutrition 93(5):619-25, 2005.
Souri E, Amin G, Farsam H, et al., “The Antioxidant Activity of Some Commonly Used Vegetables in Iranian Diet”, Fitoterapia75(6):585-8, 2004.
Jane Higdon, Ph.D. and Victoria J. Drake, Ph.D., “An Evidence-based Approach to Phytochemicals and Other Dietary Factors”, Linus Pauling Institute, Oregon, 2013.
Frydoonfar HR, McGrath DR, Spigelman AD., “The effect of indole-3-carbinol and sulforaphane on a prostate cancer cell line”, ANZ Journal of Surgery 73(3):154-6, 2003.
W Watson G, M Beaver L, E Williams D, H Dashwood R, Ho E., “Phytochemicals from Cruciferous Vegetables, Epigenetics, and Prostate Cancer Prevention”, The American Association of Pharmaceutical Scientists Journal 15(4):951-961, 2013.
Guo C, Sinnott B, Niu B, Lowry MB, Fantacone ML, Gombart AF., “Synergistic induction of human cathelicidin antimicrobial peptide gene expression by vitamin D and stilbenoids”, Molecular Nutrition & Food Research Journal Sep 14. doi: 10.1002/mnfr.201300266., 2013.

From : sumansutra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar