Selasa, 01 Desember 2015

Membesarkan Anak Menjadi Sehat dan Bugar, (6) Grains

Membesarkan Anak Menjadi Sehat dan Bugar

dicuplik dari

“Creating Healthy Children oleh Karen Ranzi, SHC Publishing, Ramsey, New York, 2010, www.SuperHealthyChildren.com

 

catatan: sebelum meneruskan membaca tulisan berikut, ada baiknya membaca kembali tentang:

– Membesarkan Anak Menjadi Sehat dan Bugar, (1) Pembersihan Diri

http://groups.google.com/group/segarbugarsepanjangmasa/browse_thread/thread/ad7ec8794ace2c74#

– Membesarkan Anak Menjadi Sehat dan Burga, (2),(3) dan (4)

http://groups.google.com/group/segarbugarsepanjangmasa/browse_thread/thread/063d65b3c46871e3#

– Membesarkan Anak Menjadi Sehat Dan Bugar, (5) Beans

http://groups.google.com/group/segarbugarsepanjangmasa/browse_thread/thread/889f63ba8df10f24#

– Perlukah makan nasi dan roti?

http://groups.google.com/group/segarbugarsepanjangmasa/browse_thread/thread/79ae541c1b23a766#

 

(6) Grains

 

Grains adalah biji-bijian yang berasal dari beberapa jenis keluarga “rumputan”. Orang juga sering menyebutnya sebagai “cereals”. Beberapa jenis grains misalnya : barley, jagung, oat, meras, gandung, millet dst.

Banyak orang mengira bahwa makanan yang dibuat dari grains merupakan makanan pokok. Tetap setelah membaca buku yang ditulis oleh Dr. Douglas Graham berjudul “Grain Damage, Rethinking the High Starch Diet” terbitan Food for Thought Publishing, Florida, 1998, Karen menjadi sadar bahwa penyebab utama anak lelakinya sakit adalah “grains”. Dalam buku itu disebutkan bahwa sekalipun pola makan vegan yang dimasak merupakan tindakan yang menghargai para hewan sahabat kita dan juga sebagai langkah mengurangi pemanasan global

dan

juga sudah merupakan beberapa langkah lebih maju ketimbang pola makan dengan produk hewani yang tentu saja secara tidak langsung memasukkan hormon pertumbuhan, antibiotika dan pestisida (catatan, red: 14 kali lipat ketimbang yang berada pada sayur non-organik yang belum dicuci) dalam jumlah yang sangat banyak

tetapi

tetap saja membuat berbagai masalah kepada sistem tubuh kita jika makanan kita terutama terdiri atas grains, beans dan makanan yang sudah diproses.

Baru sekitar 10.000 tahun yang lalu manusia mulai mengembangkan sistem pertanian dan mulai mengkonsumsi grains. Budaya ini berkembang luas di seluruh dunia sejak 5.000 tahun yang lalu walaupun sesungguhnya kandungan nutrisi dalam grains sedikit dan grains mengandung opiat (seperti morphine atau codeine, narkotika yang membuat orang ketagihan, membuat rasa tenang) yang membuat efek ketagihan. Grains tidak memberikan rasa apa-apa tanpa tambahan garam atau saos.

Meskipun grains utuh (whole grains) lebih baik daripada grains putih yang sudah dimasak, dan masih sering dipakai oleh kebanyakan penganut makanan mentah atau mereka yang sedang melakukan transisi, Karen tidak menganggap bahwa whole grains sebagai makanan yang penuh manfaat kesehatan. Mereka yang belum melakukan total 100% mentah, sebaiknya tetap membatasi mengkonsumsi whole grains ini (porsinya sedikit saja).

Whole grains, seperti beras coklat (brown rice, beras yang tidak digiling, masih memiliki kulit ari), merupakan makanan pembentuk asam, tetapi nasi putih masih jauh lebih asam dan lebih banyak mengandung racun ketimbang beras coklat. Jika  masih ingin mengkonsumsi grains, pilihlah whole grains (bisa beras coklat atau grains utuh yang lain, dan batasi jumlahnya seminim mungkin).

Grains, apapun itu, apakah whole atau bukan, juga dapat menyebabkan terjadinya kapang dan jamur, pembentuk suasana asam dan menguras enzim dan mineral dalam tubuh.

Jika digunakan sebagai makanan utama, grains bisa menjadi semacam lem (glue) di dalam tubuh yang tidak larut dalam air dan menyebabkan berbagai masalah bagi tubuh seperti candida, kelelahan yang kronis, pertumbuhan parasit, membentuk batu ginjal, penyakit jantung dan berat badan berlebih.

Grains sulit bisa dicerna dan diasimilasikan.

Sekalipun demikian, mereka yang tidak bisa melakukan 100% mentah, jika buah segar dan leafy greens yang dikonsumsinya sudah banyak  serta jumlah sayuran yang dikukus dan whole grains yang sudah dimasak yang mereka konsumsi terbatas atau sedikit, maka masalah yang diakibatkannya akan berkurang.

Pasta, mi, nasi dan roti merupakan contoh tepung (makanan yang diproses) yang adiktif (membuat ketagihan) dan sulit dihentikan. Di dalam tubuh, reaksi kimia yang timbul dari ‘memasak’ tepung akan menyerupai efek narkotika dan efek penenang.

Mereka yang banyak mengkonsumsi tepung pada waktu makan (seperti kentang, nasi, mi, pasta, roti dst) akan merasa capai setelah makan sehingga mereka menjadi merasa berat sekali meninggalkan meja. Tidak jarang yang juga lalu merasa mengantuk atau bahkan tertidur setelahnya. Hal ini sungguh bertentangan dengan rencana ketika kita mulai makan. Begitulah, apa yang kita makan sangat berpengaruh pada apa yang kita rasakan. Apakah ingin merasa kembung dan capai ataukah ingin merasa kepala kita ringan dan penuh energi setelah makan?

– Tepung seperti pasta, mi, roti, nasi dan kentang akan mengurangi mineral di dalam tulang. Tepung menyebabkan mineral, seperti kalsium, tidak terserap sempurna ke dalam tulang.

– Karbohidrat kompleks akan menyebabkan kita capai karena pencernaan harus bekerja keras.

– Karbohidrat juga akan terfermentasi di dalam usus. Alkohol dan asam cuka (acetic acid) terbentuk di dalamnya.

– Hiper atau hipotiroid bisa terjadi akibat orang mengkonsumsi karbohidrat kompleks yang dipanaskan.

 

Makin lama, makin panjang, makin rutin, kita mengkonsumsi karbohidrat kompleks, makin besar kemungkinan kita mengalami berbagai masalah kesehatan.

Kita harus makin bijak memilih makanan, baik untuk kita sendiri maupun untuk anak-anak yang sedang tumbuh berkembang. Bila memungkinkan, berikanlah makanan segar 100%, tetapi bila tidak, perbanyak porsi makanan segar (buah segar dan leafy greens segar) dan sesedikit mungkin mengkonsumsi makanan yang diproses dan  hindari sebisa mungkin segala jenis bumbu masakan.

 

(bersambung)


Makanan segar atau makanan kehidupan atau living food adalah makanan yang masih mengandung berbagai enzim kehidupan (berasal dari energi matahari melalui proses fotosintesa) dan yang tidak dipanaskan di atas 45 derajat Celsius. Daging, telur, ikan dan susu mentah tidak termasuk ke dalam golongan makanan kehidupan karena mereka tidak lagi mengandung enzim kehidupan.

From : sumansutra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar