Minggu, 23 Agustus 2015

SI DA TIAN WANG ( CATURMAHARAJIKA )

Si Da Tian Wang {Hok Kian = Si Twa Thien Ong} adalah Empat Raja Langit, yang terdiri dari :
Nan Fang Zeng Chang Tian Wang
Xi Fang Guang Mu Tian Wang
Bei Fang Duo Wen Tian Wang
Dong Fang Che Guo Tian Wang

Si Twa Thien Ong ini sering disebut juga sebagai  Si Da Jin Gang {Si Twa Kim Kong} yang berarti Empat Prajurit Pengawal Buddha (Sansekerta = Catur Vajra). Si Twa Thien Ong adalah para hulu balang yang menjaga langit. Mereka adalah penguasa benua-benua yang terletak di ke empat mata angin dari Gunung Suci Semeru yang dianggap oleh para umat Buddha sebagai pusat dunia. Mereka juga dianggap bisa melimpahkan berkah kepada siapa saja yang menghormati Tri Ratna Buddha (Tiga Pusaka Buddhisme) yaitu Buddha, Dharma & Sangha.

Menurut Kitab Suci Buddha, mereka berempat adalah pengawal Indra, yang bertugas di luar kahyangan, dan mempunyai wilayah kekuasaan di empat penjuru alam. Nan Fang Zeng Chang Tian Wang (Virudhaka) yang berwajah biru berkuasa di wilayah Selatan. Xi Fang Guang Mu Tian Wang (Virupaksa) yang berwajah merah berkuasa di wilayah Barat. Bei Fang Duo Wen Tian Wang (Dhanada) yang berwajah kuning berkuasa di wilayah Utara. Dong Fang Che Guo Tian Wang (Dhatarastra) yang berwajah putih berkuasa di wilayah Timur.

Setelah Buddhisme memasuki Daratan Tiongkok, muncullah versi Tionghoa untuk Si Twa Kim Kong ini. Mereka sering kali muncul dalam bentuk arca yang berukuran besar dan menjaga sebelah kiri & kanan pintu besar kelenteng-kelenteng Buddhis. Hampir semua kelenteng Buddhis, seperti Shao Lin Si (kuil Shao Lim) di pegunungan Song Shan, Bi Yun Si di lereng Utara bukit Xiang Shan dekat Bei Jing dan lain-lain, terdapat arca-arca mereka berempat dalam ukuran besar. Kira-kira 3 X ukuran manusia.

Dalam versi Tionghoa, Si Twa Thien Ong digambarkan sebagai 4 saudara yang bertubuh raksasa, memakai pakaian perang yang lengkap & memegang senjata yang berbeda-beda. Riwayat mereka terdapat dalam novel  Feng Shen {Hong Sin}, dan disebut sebagai 4 Saudara dari keluarga Mo.

Saudara tertua adalah Mo Li Qing {Mo Le Khing}, bergelar Zeng Chang Tian Wang (Raja Langit Penguasa Pertumbuhan) dengan tinggi 8 meter, mempunyai warna kulit yang bersih tapi wajahnya bengis, berewokan. Ia membawa sebuah pedang & gelang kumala. Di mata pedang tersebut terdapat 4 buah huruf : Di, Shui, Huo, Feng (Tanah, Air, Api & Angin). Apabila pedang ini dihunus, muncullah angin hitam yang membawa puluhan ribu lembing yang dapat menembus tubuh musuh-musuhnya dan membuatnya menjadi debu. Angin hitam ini kemudian diikuti munculnya beribu-ribu ekor ular. Asap tebal menutupi bumi, membuat musuh-musuhnya menjadi buta & terbakar, dan tak seorangpun dapat meloloskan diri.

Mo Li Hong {Mo Le Hong} bergelar Guang Mu Tian Wang (Raja Langit Pelihat Jauh), mempunyai sebatang payung pusaka yang disebut Payung Pengacau Jagat. Payung ini terbuat dari rangkaian mutiara-mutiara yang mahal. Apabila payung ini dibuka, seluruh jagat akan terselimuti kegelapan. Bila payung itu diputar, akan terjadi topan di laut & gempa di daratan.

Mo Li Hai {Mo Le Hai} bergelar Duo Wen Tian Wang (Raja Langit Yang Amat Termashur), ia memakai senjata sejenis mandolin yang mempunyai 4 dawai. Apabila dawai itu dipetik, sebuah kekuatan yang dahsyat akan muncul dan mempengaruhi bumi, air, api & angin. Kalau sebuah lagu dimainkan, kubu-kubu musuh akan tenggelam dalam lautan api.

Mo Li Shou {Mo Le Siu} bergelar Che Guo Tian Wang (Raja Langit Pendukung Negara), mempunyai 2 batang cambuk sakti & sebuah kantong dari kulit macan tutul, yang selalu digantungkan di pinggangnya. Dalam kantong ini terdapat seekor mahluk sebesar tikus yang disebut Hua Hu Diao. Jika dikeluarkan dari kantongnya Hua Hu Diao ini dapat berubah menjadi mahluk raksasa yang mirip dengan gajah putih yang bersayap, & melahap siapa saja yang ditemuinya. Seringkali Mo Li Shou dilukiskan juga dengan membawa ular atau mahluk ajaib lain yang siap melaksanakan perintahnya, & gemar menelan manusia.

Pemujaan Si Twa Kim Kong di Tiongkok dipopulerkan oleh seorang Bikkhu dari Sri Lanka, Bu Kong {Hok Kian = Put Kong} yang datang ke Tiongkok pada tahun 720 M, pada masa Dinasti Tang [618 – 907 M]. Kemudian pada masa pemerintahan Kaisar Xuan Zong [712 – 756 M] arca-arcanya mulai bermunculan. Kaisar sendiri memerintahkan agar arca Si Twa Kim Kong ini ditempatkan di sudut Barat Laut ibukota untuk melindungi kota itu dari pengaruh buruk.

Di kalangan Taoist, ada juga istilah untuk 4 Jendral Langit yang bertugas mengawal pintu Surga & Kahyangan yang disebut Si Da Yuan Shuai {Si Twa Gwan Swee}. Mereka terdiri dari orang-orang yang bermarga Li, Ma, Zhao & Wen. Kelompok 4 Jendral versi Taoist ini adalah : Li Jing {Li Ceng} yang memiliki sebuah pagoda wasiat, sehingga disebut juga Li Tian Wang {Li Tian Ong}, yang bermarga Ma tidak jelas apa lengkapnya. Yang ketiga adalah Zhao Gong Ming {Tio Kong Beng} yang dikenal juga sebagai Xuan Dan Yuan Shuai (Dewa Kekayaan). Yang keempat adalah Wen Tai Shi / Wen Zhong {Bun Tiong}, Jendral terkenal dari Zhou Wang, pada masa Dinasti Shang [abad 16 – abad 11 SM].

Selain di Tiongkok, di Kuil Todainyi, Jepang, juga memiliki arca Si Twa Thien Ong dalam ukuran besar, yang tentu saja dalam Versi Jepang. Di Singapura, arca Si Twa Thien Ong dapat ditemui di Kelenteng-kelenteng Xuang Lin Si {Siang Lim See}, di Jalan Toa Payoh, yang merupakan suatu hasil seni yang bermutu tinggi.

Tho Tak Thien Ong / Bei Fang Duo Wen Tian Wang – Raja Langit Penyangga Pagoda
Si Da Tian Wang {Si Twa Thien Ong = Empat Raja Langit}

Tho Tak Thien Ong – Raja Langit Penyangga Pagoda.

Dalam kepercayaan di kalangan rakyat Tionghoa, Tho Tak Thien Ong adalah Jendral Langit yang memimpin para perwira langit, pada umumnya menganggap beliau adalah dewa dari Taoisme, namun sebenarnya Tho Tak Thien Ong adalah salah satu dari Si Da Tian Wang {Si Twa Thien Ong = Empat Raja Langit} dalam agama Buddha, yaitu Bei Fang Duo Wen Thian Wang (Raja Langit Utara yang sangat termashur), disebut juga Pi Sha Men Tian Wang.

Pi Sha Men Tian Wang adalah salah satu dari Si Da Tian Wang (Empat Raja Langit), menjadi Dewa Pelindung Dharma & penakluk iblis dalam agama Buddha. Karena beliau menyangga sebuah pagoda Buddha dengan telapak tangannya, sehingga beliau disebut Tuo Ta Tian Wang {Hok Kian = Tho Tak Thien Ong}, yang berarti Raja Langit Penyangga Pagoda.

Pi Sha Men Tian Wang dihormati secara universal antara lain di India & Tibet. Kadang kala beliau juga dipuja sebagai Dewa Pemenangan Peperangan. Selain itu Pi Sha Men Tian Wang disebut juga sebagai salah satu dari Tujuh Dewa Keberuntungan dalam Buddhisme, karena beliau bisa memberikan berkah rezeki kepada umatnya.

Rupang Dewa Tho Tak Thien Ong pada umumnya berujud Raja dengan kaki menginjak 2 setan, tangan kiri mengangkat sebuah pagoda kecil, & tangan kanan menggenggam sebuah gada mestika. Ujud lainnya dilukiskan dengan tangan yang memegang payung, tikus, ular & naga.

Setelah Tho Tak Thien Ong masuk ke Tiongkok, secara perlahan-lahan figur Buddhisme ini berubah menjadi Tho Tak Thien Ong versi Tionghoa, yaitu Tuo Ta Li Tian Wang {Tho Tak Li Thien Ong}. Penambahan marga Li ini karena dikaitkan dengan Li Jing yang berasal dari propinsi Shan Xi, seorang panglima perang terkenal yang sangat berjasa dalam membantu Kaisar Li Shi Min {Lie Se Bin} mendirikan Dinasti Tang.

Dalam Feng Shen Yan Yi {Hok Kian = Hong Sin Yen Gi = Kisah Penganugerahan Dewa}, disebutkan bahwa Tho Tak Thien Ong adalah Li Jing {Li Ceng}, panglima perang yang pernah bertugas di kota Chen Tang Guan, & pernah membantu Raja Zhou Wu Wang menumbangkan Raja Zhou Wang (Raja terakhir Dinasti Shang : + abad 16 SM – abad 11 SM) yang lalim. Setelah berhasil membantu raja mendirikan Dinasti Zhou, Li Ceng kembali ke kampung halamannya, mencurahkan perhatian sepenuhnya untuk membina diri. Akhirnya ia berhasil mencapai kesucian.

Li Ceng pernah berguru kepada Du E Zhen Ren. Dari hasil pernikahannya ia memperoleh 3 orang putra : Jin Zha {Kim Cia}, Mu Zha {Bok Cia}, Na Zha {Lo Cia} .

Pada saat Li Ceng mengirim pasukan bersenjata untuk menumpas Raja Zhou yang lalim, tak terduga ia malah bermusuhan dengan putranya. Li Ceng bukanlah tandingan putra ketiganya tersebut, maka kemudian Li Ceng meminta bantuan kepada Tai Yi Zhen Ren {Thay It Cin Jin} yang memberinya sebuah pagoda wasiat yang mungil, barulah Li Ceng bisa menaklukkan putra ketiganya, Lo Cia. Pagoda ini akhirnya menjadi ciri khas yang melekat erat dengan julukannya yaitu Tuo Ta Tian Wang {Tho Tak Thien Ong = Raja Langit Penyangga Pagoda} !

Dalam Xi You Ji {Se Yu Ki = Catatan Perjalanan Ke Barat}, oleh Yu Huang Da Di {Giok Hong Tay Te = Maha Dewa Kaisar Giok}, Li Ceng diangkat menjadi Jendral Langit yang memimpin para perwira langit. Setiap kali memimpin pasukan kahyangan, Lo Cia menjadi kepala pasukan perintis.

Dewa Tho Tak Thien Ong sangat terkenal di kalangan rakyat Tiongkok. Pada zaman dinasti Tang & Song, di mana Buddhisme mencapai masa keemasannya, keluarga Kaisar mendorong pemujaan kepada Tho Tak Li Thien Ong, sehingga di setiap kota besar didirikan kelenteng Tian Wang Ci {Thien Ong Su} sebagai lambang kewibawaan kerajaan.

Di Taiwan hanya sedikit kelenteng yang memuja Tho Tak Thien Ong. Kelenteng Tian Wang Gong di kota Ji Long menjadikan Tho Tak Thien Ong sebagai tuan rumahnya. Selain itu Tho Tak Thien Ong juga dipuja di Wen Su Dian & Tian Chi Tan di kota Tai Nan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar