Senin, 23 Maret 2015

Menjaga Kemuliaan moral

Manusia kini hidup dalam kungkungan masyarakat yang sebagian besar salah kaprah dalam cinta. Apalagi kehormatan dan kemuliaan jiwa. Semua sudah berganti dengan pergaulan bebas, ada yang menyebut pacaran, teman tapi mesra, dibalut dalam alasan kakak-adik, teman dekat ataupun yang lainnya.

Berdasarkan survei komisi perlindungan anak indonesia (KPAI) tahun 2010 dikota-kota besar seperti jakarta, surabaya dan bandung. remaja yg hilang keperawananya mencapai 32%

Sedangkan BKKBN pada tahun yg sama mendapatkan hasil survei remaja yg hilang kegadisan dikota-kota besar seperti :
Surabaya 54%
Medan 52%
Bandung 47%
Yogyakarta 37%

#udah putusin aja, karenanya, sedari dini mari mendidik cinta, mengajarinya agar ia bersemi dalam taat, bukan direndahkan oleh maksiat. Ajarkan cinta agar ia benar hingga membuat pemiliknya terhormat, bukan nista yang ditanggung karena terbuai cinta yang terlaknat.

Jaga kehormatanmu, raih kemuliaanmu

Pacaran itu menjalin silahturahim, "silahturahim itu hubungan kekerabat, bukan pacaran".

Pacaran itu bikin semangat belajar, "semangat belajar maksiat".

Pacaran itu buat dia bahagia, itu kan amal shalih, "ngarang, btw, telah bahagiakan ibumu? Ayahmu?"

Kasian kalo diputusin, "justru tetep pacaran kasihan, dia dan kamu tetep kumpulin dosa kan ?"

Kasian dia diputusin, aku sayang dia, "putusian itu tanda sayang, kamu minta dia untuk taat sama tuhannya, betul ?"

Putus itu memutuskan silahturahim, "silahturahim itu kekerabatan, sejak kapan dia kerabatmu ?"

Nggak tega putusin ... , "berarti kamu tega dia ke neraka karena maksiat ? Apa itu namanya sayang ?"

Aku nggak zina kok, nggak pegang2an, nggak telpon2an, kan nggak papa ? , "nah bagus itu, berarti ga papa juga kalo putus".

Nanti putusin dia gw gak ada yg nikahin gimana ? "Pacaran tak jamin-an, realitasnya banyak yg nggak nikah sama pacarnya".

Berat mutusin, "semakin berat engkau tinggalkan maksiat untuk taat".

Nanti aku dibilang ga laku gimana?, "bukan dia yg punya surga dan neraka, abaikan saja".

Kalo aku putusin dia, dia ancam bunuh diri, "belum apa2 pake anceman psikologis | lemah banget jadi lelaki, idih | dah nikah dia bakal ancem bunuh kamu!" | Gaya teror perasaan, berusaha manfaatkan kelemahan wanita

Bila ada yg main ancam teror beginian, nggak perlu diladenin | kamu bukan ibunya yg bertanggung jawab atasnya

Nggak perlu merasa bersalah akan tindakan yg dia ancam mau lakukan | justru harusnya bersalah bila turuti nafsunya

Jika cinta hanya sebatang cokelat dan setangkai mawar

Wajar pula bila gairah cinta juga impor dari barat sana | cinta ala bunga mawar yg mekar hanya untuk sehari

Begitu cinta setangkai mawar | habis dicium, habis disentuh, habis dipreteli satu demi satu kelopaknya, habis pula manfaatnya

Habis indah wangi mawar | yg tinggal adalah getir pedih penyesalan

Bila cinta sebatang cokelat atau setangkai bunga | ia bisa dibayar pula dengan sejumlah harga

Dia masi ada utang ke aku, berat mutusinnya, "hehe... Kamu ini rentenir ya ? Kl terusan hutangnya malah nambah".

Pacaran itu makan waktu, makan duit, makan hati, "mending waktu, duit dan hati diinvestasikan ke surga".

"Pacaran memang tak selalu berakhir zina, tapi hampir semua zina diawali dengan pacaran".

Pacaran itu disuruh menginggat manusia, bukan menginggat tuhan, "melisankan manusia, bukan tuhan".

Pacaran itu dikit-dikit galau, dikit-dikit galau, galau kok dikit-dikit? Hehe...

Lelaki, coba pikir, senangkah bila engkau menikah lalu ketahui bahwa istrimu mantan ke-7 laki-laki berbeda ?

Ada hal yang perlu dicoba dan ada hal yg jangan dicoba, pacaran termasuk salah satu yang tak perlu dicoba.

#udah putusin aja | one sin leads another, satu dosa akan menyeret 1000 dosa yang lain | sudahi sebelum semuanya terlanjur.

Jangan sampai engkau jadi budak maksiat, yg kesekian kalinya menyadari bahwa masa depan itu didapat dengan taat.

Bila engkau temukan kebaikan pada susunan catatan, segeralah ambil tindakan untuk selamatkan masa depan.

Jangan harapkan iman yang baik bagi anak-anakmu, "karena taat tak pernah berkawan dengan pacaran yg maksiat".

Wajar pula dia tak pernah membimbing dan mendidikmu dengan kebenaran, "karena dulu diapun sulit mendidik dirinya untuk taat".

Terimalah bila ia lalaikan nafkah lahir batin, karena tanggung jawab memang tidak pernah dilatih pada saat pacaran denganmu.

Tak perlu pura-pura terkejut bila ia melirik wanita lain, "dia pelajari itu saat pacaran denganmu, berani lakukan maksiat".

Bilapun setelah pacaran engkau menikah, "apa yg diharapkan pada lelaki yg habiskan muda untuk kejar kenikmatan dunia semata?"

Pacaran memang tak jamin seseorang zina, "namun kebanyakan zina dari sana asalnya", oh, kalau aku jadi kau, takkan ku ragukan itu

Setelah kau harapkan tanggung jawab lelaki ? "Lucu ya? Kau harapkan tanggung jawab org yg baru saja tunjukkan khinat pada tuhannya ".

Tangisan, rasa bersalah, rasa tak suci, tanggung jawab pada tuhan dan orang tua dan anak-anakmu kelak ? "Kan menghantui seumur hidup".

Mungki saat itu tak terpikir olehmu ujung peristiwa, "namun setelah semuanya berakhir, akankah sedetikpun senang menghampiri ?"

Masyaallah |  kenikmatan sesaat pacaran kau tukar dengan kenikmatan dunia dan keabadian yg ditawarkan tuhan padamu".

Lalu pada satu saat, bisikan setan akan kalahkan akal sehat, jiwamu telah dibeli setan, tak bisa kau kendalikan lagi jiwamu

Kata-kata mesra akan menuntut belaian, belaian menghantar pada kontak yg lebih intim | diawali dari kecil, begitulah maksiat.

Setan itu penguji, tidak perlu diuji, apalagi diberi kesempatan emas | khalwatmu berikan bukan hanya peluang, namun kepastian maksiat

Perlu diketahui wanita, tiada pria normal yg tak bernafsu saat dekat | "tidak" mungkin di bibirnya, namun "iya" adl fitranya.

Awalnya menyenangkan, awalnya seolah semua terasa indah, sampai terjadilah hal yg memalukan dan lelaki takkan mau tanggung jawabnya

Semua kisah mengerikan itu pada awalnya hanya candaan, mainan, coba-cobaan, yang dibungkus kelicikan bernama pacaran.

Mungkin engkau anggap ini berlebihan, mitos semata | engkau mungkin tidak menyadarinya hingga hal itu menimpa dirimu.

Bukan satu-dua-tiga, tapi ratusan bahkan jutaan diluar sana yg tak dijangkau mata , inilah penyakit masa kita, zina namanya.

Bila ia datang dari yg masih sendiri, maka hubungan diluar nikah ceritanya | bila ia datang dari yg sudah bersama, selingkuh kisahnya.

Pantaskah berbicara tentang sayang, berkata tentang cinta, sementara disaat yg sama amalnya selalu ajak maksiat ? #udah putusin aja

Pantaskah rencana masa depan, rancang apa yang dihadapkan | sementara saat sekarang saja tak berani bilang nikah? # udah putusin aja

Yg pacaran pantaskah panggil memanggil dengan sebutan "ayah"-"bunda" | sementara lo masih menadahkan tangan untuk biaya ? #udah putusin aja

Pantaskah lo katakan diri lo menjaganya | padahal justru cumbu rayu haram lo merusak akal dan fisiknya ? # udah putusin aja

Lo kata itu ungkapan sayang, kata lo sayang perintah tuhan | alasan lo, perintah jelas tuhan jangan berkhalawat lo langgar # udah putusin aja

Lo berharap hari esok yg baik, sementara hari ini yg membentuk hari esok lo penuhi dengan maksiat ? # udah putusin aja

Lo kata putusin dia sulit | egois, pikirkan hanya diri sendiri, tak lo pikirkan dia saat harus dihisab krn maksiat ? # udah putusin aja

#udah putusin aja, engkau takkan mati tanpanya, karena bukan karenanya engkau hidup | pahami seutuhnya hidup-matimu hanya tuhan

#udah putusin aja, bila tidak engkau segerakan, setiap lisan padanya adl dosa, setiap sentuhan adl maksiat, setiap pandangan akan dihisab

Dengannya kau mungkin akan merasakan apa beda cinta ikhlas sejati dengan cinta nafsu yang hanya pelampiasan

#udah putusin aja, hormati badanmu sendiri, muliakan dirimu sendiri, sempurnakan keimananmu | agar pantas bagimu atas surga yg kau pinta

Meminang wanita dan engkau masih harus yakinkan keluargamu ? Itu dusta | bila benar engkau lelaki, siapkan baru katakan

Wanita itu lemah hatinya terhadap manis kata | bila benar engkau lelaki, ringankan kata adalah perkara utama

Katamu kau ingin kebaikan untuknya, yang kau lakukan mengambil masa depannya | dusta, itulah satu-satunya yg kau ajarkan

Kau katakan serius, bagiku itu hanya tipudaya | serius itu menikah, dan tiada keseriusan selain itu

Memulai pinangan yg belum kau siapkan untuk akhiri adalah bohong | ibarat tak memiliki uang namun mau memborong

Katakan pacaran adalah penjajakan sebelum menikah | yang ada engkau mencoba-coba karena takutan nikah

"Dia nggak mau aku putusin" | sejak kapan taat perlu izin manusia ? Sudahi maksiat sudah tuhan perkenankan, itu cukup #udah putusin aja

"Semakin bersamanya aku rajin shalat, itu kan positif?" | #udah putusin aja dan berlatihlah bahwa shalat dan taatmu karena tuhan semata

"Cuma peganggan tangan kok" | begitulah mengawal zina, semudah "cuma pegangan tangan" # udah putusin aja

"Pacaran itu tergantung orangnya" | semua wanita yang hilang pusakanya awalnya berkata begitu #udah putusin aja

"Jangan suudzaan, pacaran belum tentu begitu" | bukan prasangka, tapi melihat yg buruk, mungkin yg tak terlihat lebih parah ?

"Mas, sy siap nikah, tapi blm cukup duit, ortu blm setuju, kuliah blm lulus, blm kerja blm ada yg mau, blm yakin ?" | *terdiam sy -_-

Bila memang belum siap, #udah putusin aja | itulah langkah ksatria yg bisa kau ambil | bila engkau memang lelaki

Wajar saja bila cinta hanya disempitkan arti seperti pacaran | yang terbatas hanya rayuan dan bergandeng tangan

Lelaki yang tak berani menikahi, ibarat calo kereta api | tak peduli urusan engkau sakit yg penting sudah dia sikat

Wajarlah saat menikah lelaki ini miskin tanggung jawab | karena pacaran tak syaratkan tanggung jawab

Wajarlah bila setelah serumah lelaki ini penuh dengan dusta | karena saat pacaran dia sudah pintar khianati kata

Perlu dipahami, saat berpacaran | lelaki pertaruhkan hanya harga diri, dan engkau pertaruhkan sebentuk kehormatan perawan

Perlu tahu, saat berpacaran | lelaki hanya kehilangan masa lalu, dan engkau kehilangan masa depan

Hal yg tak pernah berulang, hal yg tak mungkin kembali | bilakan milikmu satu telah hilang, tak berguna menangis darah sesali

Lelaki sejati dan agama adalah satu kesatuan | karena tuhan berikan agama bukan sebagai pajangan tapi sebagai panduan

Bila masa depan tak sanggup tumbuhkan khawatir | setidaknya mulailah sekarang coba benar berpikir #udah putusin aja

Bila mada depan sanggup gerakkan hati yang merindu surga-nya | perlukah alasan lain untuk bertindak sekarang juga ? #udah putusin aja

Pacaran itu cuma mainan, nikah itu serius | mau dimainin atau serius

Apapun namanya, mereka berusaha memuaskan rasa senang kepada lawan jenis dengan cara-cara yang mereka kira tuhan tiada menghisabnya

Memang cinta itu datang karena terbiasa, itulah fitrahnya

Cinta tak selalu indah, karenanya perlu komitmen | nafsu tak perlu komitmen, makanya pacaran hanya pentingkan rasa nikmat

Sesuatu yg tanpa komitmen, tanpa ikatan, biasanya disenangi lelaki | dia lakukan jika dia suka, ditinggalkan bila sudah tidak suka

Kenapa lelaki senang hubungan tiada komitmen dan ikatan |  karena masa depan lelaki tak dinilai dari masa lalunya

Tapi wanita tak sama dengan lelaki, kehormatannya tiada kembali dua kali | sungguh tak bijak bila wanita rela dengan hubungan miskin komitmen

Lelaki dipilih karena masa depannya, sedang wanita dipilih dengan masa lalunya | perhatikan baik baik agar tiada penyesalan

Saat kehormatan sudah direnggut, wanita kalang kabut | sementara lelaki tinggal kabur, lalu mencari korban lain

Begitu jamak terjadi, kata cinta diobral murah agar wanita lemah serahkan kehormatan | setelahnya, cinta yg terlisan menguap tiada bekas

Nafsu mengamputasi akal, sedang cinta menguatkan akal | nafsu tiada pikir esok, yg penting nikmat sekarang

Bila dia yg berbuat lepas tanggung jawab untuk menikahin| maka kehidupan bagimu berat karena kau bawa beban teramat sangat

Karena tiada kebaikan sama sekali dalam pacaran | itulah ancaman sebenarnya terhadap kehormatan wanita satu-satunya

Ucapan sayang tidak menyelamatkan wanita dari kerugian | takut tiada berjodoh lalu pacaran, sama saja membeli sengsara masa depan

Bila wanita mengetahui apa yg dipikir lelaki saat pacaran | tentu dia tinggalkan detik itu juga

Boleh kau anggap nasihat kami fiksi, sampai suatu saat jadi bagimu faksi | boleh kau anggap kami menakuti, sampai padamu terjadi

Pacaran 100% merugikan perempuan, cepat atau lambat | 100% menguntungkan lelaki, cepat atau lambat

Jika cinta bergantung pada paras | waktu akan memutuskan cinta seiring bertambahnya usia

Jika cinta dimulai dari kagum | seiring kedekatan, cinta akan hilang karena terbiasa

Berbicara tentang sayang, maka kita bicara masa depan | apakah namanya sayang, bila berdua justru langgengkan dosa

Mari bicara cinta, artinya inginkan kebaikan | apakah namanya cinta bila justru merusak kehormatan dirinya dan dirimu

Sayang itu sulit karena ia berjalan dengan komitmen | pacaran bukan komitmen karena pacaran diciptakan buat manusia yg miskin komitmen

Hindarikan dia dari maksiat yg menghantarkan dia pada siksa neraka, itulah sayang | melindungi kehormatannya dengan jauhkan rayuanmu, itulah cinta

Engkau ucap cinta padahal itu dusta, lisankan sayang padahal itu bohong | sebelum akad terucap, tak ada jaminan dalam kata kata

Pernikahan bukanlah sebuah bahtera yg hanya bisa dijalani dengan cinta | ia perlu ilmu tunjukkan terang agar benar jalannya

Membina keluarga tiada cukup berbekal sayang saja | syariat tuhan mutlak diketahui agar pasangan bisa dikawal sampai surga

Karena jika cinta dan sayang mampu berbicara | ia pasti akan meminta bimbingan agama

Serius dalam pernikahan bukan diukur dari tutur yang terlisan | tapi diukur dari perbuatan yg penuh kelayakan

Lelaki yg nggak lulus uji komitmen | masuk jurusan pacaran

Wanita nggak pernah khawatir apa kerja suami | yg dikhawatirkan suami yg nggak mau kerja

Wanita nggak pernah takut menikahi lelaki miskin | yg wanita sangat takutkan adalah menikahi lelaki miskin ilmu dan tanggung jawab

Usaha nggak sabar, siap siap buyar | menikah ga sabar, bakal lekas bubar | beragama nggak sabar, urusan nggak kelar

Lelaki yg habiskan masa muda mengilmu agama | ibarat diasah di kawah candradimuka | ia sebaik baik suami pemimpin keluarga

Lelaki jangan terburu buru, dunia takkan habis wanita | kelak engkau sudah berilmu, yg salehah kan bertabur didepan mata

Wanita jangan terburu buru, nafsu merusak akal dan jiwa | bila masih tersisa kehormatanmu, lelaki saleh mengantre memuliakannya

"Ingatlah, aku telah memberi tahu kalian tentang istri-istri kalian yang akan menjadi penduduk surga, yaitu yang penyayang, banyak anak( subur ), dan banyak memberi manfaat kepada suaminya; yang jika ia menyakiti suaminya dan disakiti, ia segera datang hingga berada di pelukan suaminya, kemudian berkata, 'demi allah, aku tidak bisa memejamkan mata hingga engkau meridhaiku."( hr al-baihaqi )

Sumber :

Http://udahputusinsaja.blogspot.com/

Book : "Udah putusin aja" Karya ustadz felik y. Siauw

Http://m.kompasiana.com/post/read/564999/1/masih-perawan-mbak.html

Http://kpai.go.id

Http://kepri.bkkbn.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar