Bab 7
Ayat 1 : alam ini bagaikan hercules
Alam ini bagaikan hercules, bekerja tanpa henti.
Alam memberiku tubuh, ia memperkerjakanku untuk mempertahankan hidupku, ia membawaku pada ketuaan dengan waktu, ia memberikan istirahat yang kekal dengan kematian.
Alam bisa berubah, bila manusia menyesuaikan dengan perubahan itu, ia bisa terbebas dari kegembiraan dan ketakutan dan tak melihat perbedaan antara hidup dan mati.
Ayat 2 : tao yang dilupakan
Zi gong bertanya kepada kong hu cu :
Guru, mengapa anda berkeliling negeri serta membuatmu terikat dengan praktik ritual dan pendidikan ?
Kong hu cu berkata :
kita bisa menarik diri dari dunia ini sementara waktu !
Zi gong bertanya :
caranya ?
Kong hu cu berkata :
Ikan berada dalam unsurnya diair, manusia berada dalam unsurnya dengan praktek tao. Ikan yang berenang dengan bebas disungai lupa bahwa ia hidup diair, selama hidup dialam, manusia yang melaksanakan tao amat bahagia dan senang hingga melupakan keberadaan tao. Ikan bertanya dimana air itu, manusia bertanya dimanakah tao itu.
Manusia bukan unsurnya jika hatinya dipenuhi segala pengetahuan yang berkotak kotak, menembus pengetahuan dan melewatinya itu penting. Maka dari itu pengertian segala ilmu pengetahuan itu adalah sama yaitu membuat manusia lebih mengenal dirinya sendiri, lingkungan dan orang lain.
Ayat 3 : nyanyian zi sang tentang kemiskinan
Zi yu dan zi seng bersahabat karib. Suatu hari setelah hujan selama berbulan bulan zi yu mengunjungi zi shang untuk memberi beras.
Waktu itu zi sang lagi mengeluh dan berkata : oh ayahku ! Oh ibuku ! Surga ! Manusia !
Zi yu bertanya : apa yang terjadi.
Zi sang berkata : aku sakit berhari-hari aku berpikir siapakah yang membuatku miskin ? Orang tua ku kah ? Surga dan bumikah ? Orang tuaku tak menentangku, juga surga dan bumi. Kemiskinan ini pasti memang nasibku.
Semua diluar jangkauan manusia disebut nasib. Apakah kamu dilahirkan sebagai pengemis / pangeran ? Itu diluar jangkauan kehendakmu. Manusia harus bisa menerima nasib dan hidup sesuai dengan tao yang terus berubah.
Ayat 4 : menggali sungai dibawah laut.
Jian wu menemui jie yu dan bertanya : apa yang ri zong shi katakan padamu ?
Jie yu berkata : ia bilang penguasa harus memerintah sesuai dengan hukum dan norma yang diterapkannyanya agar rakyat rela. Itu kekeliruan, bukan kebenaran. Memerintah dengan cara itu seperti menggali sungai dibawah laut / menyuruh nyamuk memikul gunung.
Hukum buatan manusia hanya sementara saja / transisi saja. Untuk mencapai perdamaian, manusia harus menjalankan hukum alam.
Ayat 5 : apakah kaki bebek terlalu tinggi.
Apa yang panjang secara alami tak akan terlalu panjang, sebaliknya apa yang pendek secara alami tak akan terlalu pendek.
Kaki bebek tampak pendek, tapi kamu tidak bisa memperpanjangnya, kalau dipaksa bebeknya menderita.
Kaki bangau tampak amat panjang tapi kamu tak bisa memperpendeknya, kalau dipaksa banggaunya menderita.
Bebek berkaki pendek mempunyai paruh pendek. Bangau berkaki panjang memiliki leher panjang yang satu melengkapi yang lain.
Jangan mengukur panjang dengan standar manusia. Perhatikan penggunaan alami, Maka kamu akan tahu bahwa panjang tak terlalu panjang dan yang pendek tak terlalu pendek. Jangan mengukur / berprinsip dengan prinsipmu saja bila mau berteman.
Ayat 7 : ada tao dalam perampok
Dao zhi adalah pencuri terkenal dijaman dahulu.
Suatu kali anak buahnya bertanya :
Yang mulia, apakah pencuri seperti kita juga melakukan tao ?
Dao zhi menjawab :
Tentu saja, pemimpin bisa meramalkan dimana barang berharga disembunyikan. Kita menyebutnya kebajikan.
Ia memimpin pembongkaran rumah, kita menyebutnya keberanian.
Ketika selesai bekerja, ia yang terakhir meninggalkan tempat, kita menyebutnya kesetiakawanan.
Ia mempertimbangkan situasinya dengan hati-hati sebelum bertindak, kita menyebutnya akal.
Ia membagi hasil curian dengan adil, kita menyebutnya kebajikan.
Tak seorang pun cocok menjadi pemimpin tanpa melakukan lima etika ini !
Orang bijak tak bisa melakukan kebaikan jika ia belum mendapatkan kebajikan dari orang bijak. Orang jahat menggunakan etika orang bijak sebagai jimat. Mereka tak bisa sukses menjadi penjahat tanpa meminjam etika tersebut.
Tapi orang jahat lebih banyak dari orang bijak, jadi tao orang bijak lebih membahayakan dari pada menguntungkan bagi orang banyak.
Jadi orang jahat juga bisa berbuat kejahatan bila tak memiliki kebajikan orang bijak, jadi berhati-hatilah kebajikan orang bijak juga dapat disalah gunakan oleh orang jahat. Jadi tidak ada ilmu yang baik dan yang jahat yang ada hanya orang yang menyalah gunakan ilmu tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar