Pemberian persembahan ( dana )
Ketika melakukan berdana, maka pemberian dana dapat dilakukan kepada pribadi-pribadi atau kepada sangha. Ringkasan dakkhinavibhanga sutta, mn 142, sutta penjelasan tentang persembahan, dibawah ini, menyajikan keuntungan dan perbedaan manfaat diantara keduanya.
Pemberian secara pribadi kepada :
Seorang sammasambuddha ( sudah tidak bisa )
Seorang pacceka buddha ( sudah tidak bisa )
Seorang arahat ( sudah tidak bisa )
Seorang yang sedang berusaha menjadi arahat ( mungkin sudah tidak bisa )
Seorang anagami ( mungkin sudah tidak bisa )
Seorang yang berusaha menjadi anagami ( mungkin sudah tidak bisa )
Seorang sakadagami ( mungkin sudah tidak bisa )
Seorang yang sedang berusaha menjadi sakadagami ( mungkin sudah tidak bisa )
Seorang enterer-stream ( sotapanna ) ( mungkin sudah tidak bisa )
Seorang yang sedang berusaha menjadi sotapanna, diberikan dengan pikiran murni, dapat berbuah tidak terukur x lipat
Seorang yang diluar ajaran buddha namun bebas dari nafsu akan kenikmatan indera, diberikan dengan pikiran murni, dapat berbuah 100.000 x 100.000 lipat
Seorang biasa yang bermoral, diberikan dengan pikiran murni, dapat berbuah 100.000 x lipat
Seorang yang tidak bermoral, diberikan dengan pikiran murni, dapat berbuah 1.000 x lipat
Kepada hewan, diberikan dengan pikiran murni, dapat berbuah 100 x lipat
Empat jenis pemurnian persembahan :
~ Dimurnikan oleh si pemberi, bukan oleh si penerima.
~ dimurnikan oleh si penerima, bukan oleh si pemberi.
~ dimurnikan bukan oleh si pemberi juga bukan oleh si penerima.
~ dimurnikan si pemberi dan si penerima akan berbuah sepenuhnya.
Pemurnian adalah oleh orang yang bermoral, berkarakter baik.
"Ketika seorang bermoral memberi kepada seorang yang tidak bermoral suatu pemberian yang diperoleh dengan benar dengan penuh keyakinan, meyakini bahwa buah perbuatan itu adalah besar, moralitas si pemberi memurnikan persembahan itu.
Ketika seorang tidak bermoral memberi kepada seorang yang bermoral suatu pemberian yang diperoleh dengan tidak benar dengan tanpa keyakinan, juga tidak meyakini buah perbuatan itu adalah besar, moralitas si penerima memurnikan persembahan itu.
Ketika seseorang tidak bermoral memberi kepada seorang yang tidak bermoral suatu pemberian yang diperoleh dengan tidak benar dengan tanpa keyakinan, juga tidak meyakini bahwa buah perbuatan itu adalah besar, moralitas keduanya tidak memurnikan persembahan itu.
Ketika seorang bermoral memberi kepada seorang yang bermoral suatu pemberian yang diperoleh dengan benar dengan penuh keyakinan, meyakini bahwa buah perbuatan itu besar, pemberi itu, akan berbuah sepenuhnya.
Ketika seorang yang tanpa nafsu memberi kepada seorang yang tanpa nafsu. Suatu pemberian yang diperoleh dengan benar dengan penuh keyakinan, meyakini bahwa buah perbuatan itu adalah besar, pemberian itu, yang terbaik di antara pemberian-pemberian duniawi."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar