Lima pedoman dan kekuatan
Sebagai jalan menuju kedamaian
{ seperti air yang dapat menembus atap jerami yang jarang, demikianlah nafsu keinginan menembus batin yang rapuh } ~ dhammapada 1:13.
Semua orang telah memahami dengan jelas bahwa manusia terdiri dari gabungan jasmani dan batin, semua makhluk pernah mengalami penderitaan jasmani dan batin.
Apakah penderitaan jasmani dan batin ?
Penderitaan jasmani adalah seperti sakit, kesemutan, ngilu, gatal, kepanasan, kedinginan dll.
Penderitaan batin adalah seperti rasa sedih, tertekan, putus asa, kecewa, ratap tangis, keluh kesa dan semua penyakit jiwa yang lainnya.
Timbulnya penderitaan jasmani dan batin adalah disebabkan oleh karena batin dicemari oleh kekotoran batin, seperti kemelekatan, kebencian, jengkel, iri hati, dengki, kesombongan, kecurigaan, ketidaksabaran serta emosi negatif yang lain.
Apa yang menyebabkan timbulnya kekotoran batin ?
Sebab timbulnya kekotoran batin adalah nafsu kemelekatan, yaitu melekat terhadap objek indrawi, seperti mata ingin melihat bentuk yang indah, telinga selalu ingin mendengar suara yang merdu, hidung selalu ingin mencicipi cita rasa yang lezat, jasmani selalu ingin bersentuhan dengan objek yang lembut, pikiran selalu ingin menyadari ingatan yang menyenangkan, apabila suatu saat nanti tidak dapat memenuhi kebutuhan akan tuntunan nafsu indrawi, maka batin akan menjadi tidak puas dan menjadi jengkel, kemudian akan timbul banyaknya kekotoran batin, dengan demikian nafsu kemelekatan terhadap objek indrawi adalah sebab timbulnya kekotoran batin.
Apa yang menyebabkan timbulnya nafsu kemelekatan ?
Timbulnya nafsu kemelekatan adalah pandangan keliru, yaitu suatu pandangan salah yang menggangap adanya satu aku, milikku atau diriku, sehingga sang aku akan memiliki banyak sekali keinginan, sang aku ingin menjadi kaya, ingin menjadi terkenal dan ingin berkuasa, sehingga akan timbul banyak sekali nafsu kemelekatan.
Apa yang menyebabkan munculnya pandangan keliru ?
Sebab timbulnya pandangan keliru adalah avijja atau kegelapan batin, yaitu gelap terhadap sifat sesungguhnya dari fenomena jasmani dan batin dan menggangap fenomena tersebut adalah aku, sehingga timbullah pandangan keliru ini.
Bagaimana cara agar dapat melenyapkan kegelapan batin ?
Sang buddha mengajarkan satu cara yang tepat, yaitu mengembangkan perhatian yang disebut vipassana, artinya adalah dengan perhatian mengamati setiap timbulnya fenomena dari jasmani dan batin secara terus menerus, dengan demikian secara bertahap akan memahami dengan sifat sesungguhnya dari fenomena jasmani dan batin adalah anicca ( ketidakkekalan ), dukkha ( penderitaan ) dan anatta ( tanpa diri yang sesungguhnya ).
Jikalau ingin memahami pengetahuan secara utuh, maka perlu kiranya mengembangkan lima kekuatan batin yaitu : saddha ( keyakinan ), viriya ( semangat ), sati ( perhatian ), samadhi ( konsentrasi ), dan panna ( kebijaksanaan ).
Saddha menunjukkan bahwa perlu adanya keyakinan terhadap buddha, dharma dan sangha, agar tumbuh keyakinan semakin kuat. Maka perlu menguji ajaran tersebut dengan ehipassiko ( datang dan buktikan langsung ), setelah melalui pembuktian dengan pengalaman sendiri, maka keragu raguan terhadap buddha, dhamma dan sangha akan lenyap.
Viriya atau semangat yaitu bersemangat dalam mengamati setiap timbul dan lenyapnya fenomena dari jasmani dan batin secara terus menerus dari satu fenomena ke fenomena berikutnya.
Sati atau semangat yaitu mengarahkan perhatian kesetiap timbul dan lenyapnya fenomena dari jasmani dan batin. Dengan demikian secara bertahap perhatian akan semakin tajam, agar perhatian semakin tajam, maka perlu semangat dalam berusaha.
Samadhi atau konsentrasi, yaitu pada saat seseorang sedang perhatian penuh mengamati setiap timbul dan lenyapnya fenomena jasmani dan batin, dengan demikian perhatian akan semakin tajam dan konsentrasi akan menjadi semakin kuat.
Panna atau kebijaksanaan, yaitu ketika sedang memperhatikan atau mengamati setiap timbul dan lenyapnya fenomena jasmani dan batin, dengan demikian secara bertahap perhatian akan semakin tajam, lalu konsentrasi akan menjadi kuat, kemudian daya pengamatan yang ditunjang oleh konsentrasi dapat memahami sifat sesungguhnya dari fenomena jasmani dan batin.
Dengan demikian, kekuatan batin akan menjadi lebih kuat, sehingga secara bertahap akan memahami tingkat demi tingkat pengetahuan, kemudian mencapai kondisi terhentinya dukkha, lalu memperoleh batin yang damaj dan sejahtera. Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Sumber : bala sutta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar