Manusia selalu mendapat kesulitan untuk percaya bahwa hidupnya berakhir dengan kematian badan jasmani. Pertanyaannya adalah : apakah kita terus hidup setelah kematian ? Hal ini menjadi spekulasi manusia yang menonjol, karena berhubungan dengan setiap masalah mendasar dari keberadaan dan tujuan manusia didunia.
Apakah tiada akhir bagi kelahiran yang berulang ini ? Buddha menunjukkan jalannya :
" para bhikkhu, karena tidak mengerti, tidak menembus empat hal ( dhamma ), kita harus menempuh perjalanan begitu lama. Kita semua terus mengembara dalam lingkaran kehidupan. Apakah ke empat hal itu ? Moral kebajikan, konsentrasi, kebijaksanaan dan pembebasan. Tetapi ketika empat hal ini, bhikkhu, dimengerti dan dijalani, musnahlah nafsu keinginan untuk dilahirkan, hancurlah apa yang menyebabkan kelahiran kembali dan tidak ada lagi kelahiran kembali.
Tanpa moral kebajikan, tidak ada konsentrasi, tanpa konsentrasi tidak ada kebijaksanaan. Ketiga hal ini merupakan ajaran utama yang jika benar benar dilatih, akan meningkatkan kehidupan batin seseorang dari tingkat rendah ketingkat yang lebih tinggi, menuntut seseorang dari kegelapan menuju terang, dari bernafsu menuju ketenangan, dari kekacauan menuju kedamaian, dari perbudakan menuju perlindungan - pembebasan.
Oleh karena itu pencari kebebasan, melatih ucapan benar, perbuatan benar, dan matapencaharian benar ( sila atau moral kebajikan ). Ia melatih daya upaya benar ( samadhi atau konsentrasi ) dan lebih lanjut juga melatih pikiran benar ( panna atau kebijaksanaan ) . buddha menyebut semua ini jalan mulia berunsur delapan atau jalan tengah karena menghindari dua jalan ekstrim :
~ kegemaran akan kenikmatan hawa nafsu yang rendah, yang bersifat duniawi dan menimbulkan kerugian adalah salah satu jalan ekstrem.
~ penyiksaan terhadap diri sendiri dalam bentuk pertapaan yang keras menyakitkan, yang tidak memguntungkan dan menimbulkan kerugian.
Dengan berusaha secara benar, para pencari berhasil menembus tirai kebenaran satu per satu, hingga suatu hari, semua kotoran terbakar habis, luhur sepenuhnya dan berhasil mencapai penerangan. Ketika manusia seperti ini meninggal dunia, maka bersamamya berakhir pula keinginan untuk hidup ini. Berakhirnya kelahiran, usia tua, penyakit, ratapan, kesedihan, kesengsaraan, keputusasaan dan kematian ; maka lenyaplah semua penderitaan. Roda kehidupan yang berputar kepotong menuju kehancurannya ; pusatnya yaitu kebodohan ; jari- jarinya yaitu ketamakan dan lingkarannya yaitu kebencian, dihancurkan dan musnah menjadi abu pada akhirnya dan itu adalah nirwana - " tidak dilahirkan, tidak berawal, tidak tercipta dan tidak berkondisi."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar