Minggu, 23 Agustus 2015

BODHISATTVA KSITIGARBHA 地藏王菩薩

Bodhisattva Ksitigarbha 地藏王菩薩

Nama “Bodhisattva Ksitigarbha” adalah perkataan Bahasa
Sansekerta. Apabila diterjemahkan itu berarti “Bumi Tempat
Menyimpan Ke-Sepuluh Sutra (=Kitab Suci Agama Buddha)
Roda Kehidupan”. Sang Mahasattva ini dikenal secara populer di
lingkungan rakyat berbagai bangsa di Dunia ini, karena beliau
telah menyeberangkan, menyelamatkan, makhluk-makhluk yang
menderita, hingga tiba di Pantai Nirvana, sesuai dengan Sumpah
Maha Suci beliau yang bunyinya sebagai berikut ini: “Apabila
Alam Neraka belum habis makhluk-makhluknya yang harus
diselamatkan, maka saya tidak akan mau memperoleh tingkat Ke-
Buddha-an saya, yang sebenamya telah menjadi Hak saya”.
Sewaktu umat Buddha berusaha menyeberangkan Nenek Moyang
dan Saudara-Saudaranya, yang telah meninggal, mereka
selalu mempercayakannya kepada Bodhisattva Ksitigarbha ini,
untuk memohon perlindungannya.
Diantara Bodhisattva yang sangat banyak itu, Bodhisattva
Ksitigarbha dan Avalokistesvara Bodhisattva, sangat diyakini dan
dipuja oleh umat Budha Mahayana, karena sifat maha penolongnya.
Dalam satu sutra Buddhis yang sangat terkenal di Cina, Buddha
menceritakan bahwa Ksitigarbha pemah terlahir sebagai seorang
putri Brahman yang bemama ” Gadis Suci”.
Ketika ibunya meninggal, ia sangat bersedih hati. karena pada
masa hidupnya, ibu ” Gadis Suci”, sering mengumpat Triratna,
maka dilahirkan di alam neraka. Untuk menyelamatkan ibunya
yang tersiksa di Neraka, ia memberikan persembahan kepada
Buddha pada masa itu. Ia berdoa dengan kesungguhan hati agar
ibunya dibebaskan dari siksaan neraka, dan memohon kepada
Buddha agar menolongnya.
Pada suatu hari, ketika ia sedang berdoa memohon pertolongan,
Hyang Buddha menasehati agar ia segera pulang. Kemudian
diperintahkan agar melakukan meditasi dengan bimbingan Hyang
Buddha, sehingga ia dapat mengetahui di mana ibunya berada.

Selanjutnya melalui meditasi ia dapat mengunjungi neraka dan
bertemu dengan penjaga neraka. Penjaga neraka tersebut
memberitahukan kepadanya bahwa berkat persembahan dan
doanya, ibunya telah dilepaskan dari neraka dan dimasukkan ke
Surga. Ia sangat senang dan merasa lega, karena ibunya telah bebas
dari penderitaan.
Namun demikian, karena ia melihat makhluk-makhluk neraka
lainnya yang menderita siksaan,ia merasa sangat iba hati, sehingga
ia mengatakan: Saya akan berusaha membebaskan semua makhluk
neraka dari penderitaan selama hidup saya “.
Semenjak saat itulah” Gadis Suci” itu menjadi seorang Bodhisattva.
dan kemudian dikenal sebagai Bodhisattva Ksitigarbha.
Bodhisattva Ksitigarbha sering dilukiskan dalan keadaan
berdiri, tangannya memegang ” Cintamani ” ( Permata
Kebijaksanaan ) atau Tongkat Bercincin = tongkat Pemberi
Peringatan (disebut Khakkhara). Wajahnya menunjukkan penuh
kebajikan.
Banyak pula Bodhisattva Ksitigarbha yang dilukiskan dalam
posisi duduk di atas Teratai, tangannya memegang permata menyala
yang dianggap berkekuatan dahsyat. Dikepalanya terdapat mahkota
dengan lima daun, setiap daun terdapat lukisan Dhyani Buddha.
Dengan tongkatnya Ksitigarbha dapat membuka pintu neraka,
sedangkan permata ditangannya untuk menerangi kegelapan neraka.
Kadang kala kita temui Bodhisattva Ksitigarbha berdiri dan tangan
kirinya memegang mangkok sedekah dan tangan kanannya
membentuk Mudra, sebagai tanda ” jangan takut ” dan memberi
kedamaian semua makhluk.
Seperti yang telah dituliskan di dalam Kitab Suci Agama
Buddha yang dinamai “Sutra Bumi Sebagai Tempat Penyimpanan
Sepuluh Kitab Suci Roda Kehidupan”, Bodhisattva Ksitigarbha
ini mempunyai Jasa-Jasa Kebaikan dan Kebajikan-Kebajikan,
yang tidak terbatas, tidak dapat dibayangkan, yang dalamnya tidak
dapat disaingi, baik oleh para Pratyeka, maupun oleh para Sravaka.
Karena beliau dalam Sumpah Maha Suci-nya, untuk
menyeberangkan makhluk-makhluk yang masih mengalami
penderitaan, itu melalui Enam Jalan, maka setiap makhluk yang
mengucapkan Nama beliau, atau yang mempersembahkan Sesaji
Suci kepada beliau, yang diletakkan di depan Rupang beliau, di
Altar Persembahyangan, orang tersebut akan memperoleh
bimbingan dari Bodhisattva Ksitigarbha, untuk dapat terbebas dari
kesedihan dan penderitaan, serta akan membawa orang yang
memohon pertolongannya itu untuk memperoleh 28 macam
kemanfaatan, dan pada akhir dari kehidupannya akan dapat masuk
ke Alam Nirvana.
Menurut Kitab Suci Agama Buddha yang bemama “Sutra
Bumi Sebagai Tempat Menyimpan Sepuluh Kitab Suci Roda
Kehidupan”, yang Asli, saat Bodhisattva Ksitigarbha ini
mengucapkan Sumpah Maha Suci-nya, waktunya adalah telah
melampaui Masa-Masa Ber-Kalpa-Kalpa (berjuta-juta tahun), di
Zaman yang telah lampau, yang tak terbatas hitungannya.
Kebijaksanaan dan Kebajikan-Kebajikan beliau yang berisi Berkah
Keselamatan, diceritakan bahwa keadaan kehebatannya, sama
seperti kehebatannya Hyang Buddha. Beliau belum juga berkenan
menerima tingkat Ke-Buddha-annya, karena beliau masih
melaksanakan Maha Sumpah Suci-nya, yang semula, yaitu bahwa
selagi masih ada makhluk yang masih mengalami penderitaan,
beliau belum mau menjadi seorang Buddha.
Penampakan dari manifestasinya Bodhisattva Ksitigarbha,
dalam kehidupan dengan cara meninggalkan kehidupan ber-
Rumah-Tangga, berbeda caranya dengan penampakan Bodhisattva
Manjusri dan Bodhisattva Samantabhadra. Beliau-beliau
itu manifest secara berkehidupan Rumah-tangga yang biasa.
Sedang Bodhisattva Ksitigarbha menyelamatkan makhluk-makhluk
yang masuk Alam Neraka, dan mengajarkan kepada
makhluk-makhluk hidup untuk menghargai Tri Ratna (= Tiga
Mustika = Tiga Intan = Three Jewels, yaitu: Buddha, Dharma dan
Sangha), dan mempercayai Hukum Sebab-Akibat, sehingga mereka
tidak akan terjatuh ke dalam Tiga Jalan Kejahatan. Beliau
juga menasehatkan agar orang menghormati Nenek Moyangnya,
dan tidak melupakannya.
Ksitigarbha pernah berjanji kepada Buddha Sakyamuni; ”
Saya akan mematuhi ajaranmu untuk terus melepaskan makhluk-makhluk dari penderitaan, dan membimbing mereka untuk
mencapai pembebasan. Saya akan bekerja keras hingga Buddha
Maitreya datang ke dunia ini “.
Buddha Sakyamuni memberikan nasehat:” Dengarkan baik baik.
Jika seseorang pada waktu akan datang melihat lukisan/pratima
Bodhisattva Ksitigarbha; mendengar Sutra Ksitigarbha dan
menghafalkannya memberi persembahan dan menghormati
Bodhisattva Ksitigarbha, mereka akan memperoleh keuntungan
selama hidupnya dan kelak akhirnya akan mencapai kebuddhaan.

Hari Kelahiran Bodhisattva Ksitigarbha diperingati setiap tanggal 30 bulan 7 penanggalan Imlek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar