Jumat, 23 Januari 2015

Kamatanha

Kamatanha adalah kemelekatan terhadap obyek-obyek yang menghasilkan kenikmatan indera. Obyek-obyek ini bisa berasal dari dalam maupun luar diri. Ketika muncul sesuatu yang indah dan menyenangkan, kalian harus segera mengenali kemelekatan yang berkembang di dalam diri terhadap obyek tersebut. Obyek-obyek yang indah ini bukanlah obyek utama dari kecantikan dan kesenangan.

Saat melihat seorang gadis cantik atau anak laki-laki yang tampan, kalian tidak hanya merujuk kepada gadis atau anak laki-laki yang memiliki wajah mempesona itu saja. Tapi juga kepada sesuatu yang menempel sebagai pernak-pernik dari kecantikan atau ketampanan tersebut seperti, pakaian dan lain-lain.

Saat itu bisa dikatakan kemelekatan telah berkembang. Kemelekatan ini bukan hanya seputar penglihatan dan suara yang menyenangkan, tapi pernak-pernik yang menempel pada obyek-obyek itu.

Masih tentang kemelekatan, ketika berbicara tentang rindu pada aroma yang harum, rasa lezat, sentuhan-sentuhan yang menyenangkan dan bentuk-bentuk khayalan yang indah, atau ketika ingin menjadi manusia, dewa, laki-laki, perempuan dan lain-lain, keinginan ini berhubungan dengan kesenangan indera. Ini terjadi akibat kontak antara obyek-obyek indera dengan keenam pintu indera.

Avijja, ketidaktahuan, mengakibatkan tanha berkembang. Karena avijja ini maka kesunyataan segala fenomena tertutupi. Hal ini berseberangan dengan kebenaran dan membuat munculnya cara berpikir yang salah.

Karena kebenaran tertutupi, kebohongan menjadi cahaya kebenaran. Dengan ini ketidakkekalan dianggap sebagai kekekalan, ketiadaan inti yang kekal diakui sebagai adanya inti yang kekal. Karena anatta, tak ada 'diri' , disalah artikan sebagai atta atau 'diri'.

Dengan cara pandang semacam ini keburukan dan ketiadagunaan disalah mengertikan sebagai bermanfaat dan tampak menarik. Saat khayalan menguasai, kemelekatan, upadana, muncul. Setelah itu muncul keserakahan. Karena kemelekatan ini kalian berusaha sekeras mungkin untuk mewujudkan keinginan-keinginan tersebut.

Setelah itu kalian akan berupaya untuk memperoleh apa-apa yang diinginkan. Berikutnya kamma, tindakan dan sankhara, aktifitas kehendak, bermain didalamnya. Mereka menciptakan khanda baru. Sehingga, selalu muncul khanda yang baru dari satu kehidupan ke kehidupan lain. Ini terjadi karena adanya keinginan yang didorong oleh khayalan-khayalan. Akhirnya, sekali lagi harus menanggul beban khanda baru yang sangat hebat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar