Anapana-ssati
Sadar Penuh Pada Nafas
Bernapas dengan sati
Buddha juga berkata bahwa bhikkhu sudah membangun sati di depan mukanya. Ini artinya dia sudah membangun sati-nya pada napas di depan mukanya: pada ujung lubang hidung ( nasaputa ) atau pada bagian di atas bibir ( uttar ottha ).
Dia dengan sati menarik napas; dengan sati menghembuskan napas. Inilah anapana-ssati: sati pada napas. Untuk sati pada napas adalah memberikan perhatian pada napas selagi ia masuk dan keluar pada ujung lubang hidung atau pada bagian di atas bibir. Ketika menarik napas; ketika menghembuskan napas, yogi mengetahui ia sedang menghembuskan napas. Itulah bagaimana yogi mengetahui ia sedang menghembuskan napas. Itulah bagaimana yogi menarik napas dengan sati, dan menghembuskan napas dengan sati.
Kapanpun pikiran yogi berkelana, yogi membawanya kembali dengan tenang pada napas. Yogi jangan kecewa ketika pikirannya berkelana. Dan jika yogi mempunyai masalah dalam mempertahankan pikirannya pada napas, yogi dapat menghitung napas:
√ pada masuk dan keluarnya napas yang pertama, yogi hitung 'satu'.
√ masuk dan keluar napas berikutnya, yogi hitung 'dua'.
√ masuk dan keluarnya napas berikutnya, yogi hitung 'tiga'.
√ Dan seterusnya sampai delapan.
Yogi menghitung napas sampai pikirannya berdiam dengan tenang pada napas. Lalu yogi menghitung dan hanya sadar pada napas.
Setelah penjelasan pengantar ini, Buddha melanjutkan pada empat bagian masing-masing empat penjelasan.
Empat bagian pertama
1. Menarik napas panjang, dia mengerti: 'Saya menarik napas panjang.'
Menghembuskan napas panjang, dia mengerti: 'Saya menghembuskan napas panjang.'
2. Menarik napas pendek, dia mengerti: 'Saya menarik napas pendek.'
Menghembuskan napas pendek, dia mengerti: 'Saya menghembuskan napas pendek.'
3. 'Merasakan seluruh tubuh (napas), saya akan menarik napas': dengan ini dia berlatih.
'Merasakan seluruh tubuh (napas), saya akan menghembuskan napas': dengan ini dia berlatih.
4. 'Menenangkan formasi tubuh, Saya akan menarik napas': dengan ini dia berlatih.
'Menenangkan formasi tubuh, Saya akan menghembuskan napas': dengan ini dia berlatih.
Empat bagian kedua
1. 'Merasakan keriangan, Saya akan menarik napas': dengan ini dia berlatih.
'Merasakan keriangan, Saya akan menghembuskan napas': dengan ini dia berlatih.
2. 'Merasakan kebahagiaan, Saya akan menarik napas': dengan ini dia berlatih.
'Merasakan kebahagiaan, Saya akan menghembuskan napas': dengan ini dia berlatih.
3. 'Merasakan formasi mental, Saya akan menarik napas': dengan ini dia berlatih.
'Merasakan formasi mental, Saya akan menghembuskan napas': dengan ini dia berlatih.
4. 'Menenangkan formasi mental, Saya akan menarik napas': dengan ini dia berlatih.
'Menenangkan formasi mental, Saya akan menghembuskan napas': dengan ini dia berlatih.
Empat bagian ketiga
1.'Saya akan menarik napas merasakan batin': dengan ini dia berlatih.
'Saya akan menghembuskan napas merasakan batin': dengan ini dia berlatih.
2. 'Saya akan menarik napas menggembirakan batin': dengan ini dia berlatih.
'Saya akan menghembuskan napas menggembirakan batin': dengan ini dia berlatih.
3. 'Saya akan menarik napas terkonsentrasi pada batin': dengan ini dia berlatih.
'Saya akan menghembuskan napas terkonsentrasi pada batin': dengan ini dia berlatih.
4. 'Saya akan menarik napas membebaskan batin': dengan ini dia berlatih.
'Saya akan menghembuskan napas membebaskan batin': dengan ini dia berlatih.
Empat bagian keempat
1. 'Saya akan menarik napas merenungkan anicca': dengan ini dia berlatih.
'Saya akan menghembuskan napas merenungkan anicca': dengan ini dia berlatih.
2. 'Saya akan menarik napas merenungkan pelenyapan': dengan ini dia berlatih.
'Saya akan menghembuskan napas merenungkan pelenyapan': dengan ini dia berlatih.
3. 'Saya akan menarik napas merenungkan pemadaman': dengan ini dia berlatih.
'Saya akan menghembuskan napas merenungkan pemadaman': dengan ini dia berlatih.
4. 'Saya akan menarik napas merenungkan pelepasan': dengan ini dia berlatih.
'Saya akan menghembuskan napas merenungkan pelepasan': dengan ini dia berlatih.
Ketika, para bhikkhu, anapana-ssati terkembangkan dan tertingkatkan, merupakan maha-hasil dan maha-manfaat. Itulah yang Buddha maksudkan ketika berkata:
• ketika anapana ssati terkembangkan dan tertingkatkan, ia memenuhi landasan sati.
• ketika empat landasan sati terkembangkan dan tertingkatkan, ia memenuhi tujuh faktor pencerahan.
• ketika tujuh faktor pencerahan terkembangkan dan tertingkatkan, ia memenuhi Pengetahuan Sejati dan Pembebasan.
Pengetahuan Sejati dan Pembebasan adalah untuk merealisasikan Nibbana, Elemen tak-berkondisi. Buddha menjelaskan itu adalah Tanpa Kematian dan Kebahagiaan Tertinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar