"Saya harus mengerti arti syair itu", pikir kala. Jadi ia tetap tinggal dan mendengarkan ajaran sang buddha, akhirnya ia mengerti dan mencapai tingkat kesucian".
Ketika kala melihat sang buddha, ia merasa amat malu dan berkata : "saya tidak mau uang ini".
Jutawan anathapindika itu mengucapkan terima kasih kepada sang buddha, seraya berkata : "yang mulia, kelakuan anak saya pada hari ini amat menyenangkan saya".
Kemudian sang buddha mengucapkan syair :
"Ada yang lebih baik dari pada kekuasaan mutlak atas bumi,
Dari pada pergi kesurga atau dari pada memerintah seluruh dunia,
Yakni hasil kemuliaan dari seorang suci yang telah memenangkan arus ( sotapattiphala ). ( dhammapada, loka vanga no. 12 ).
Kisah ini menceritakan tentang kala, anak seorang jutawan yang bernama anathapindika.
Meskipun ayahnya amat gemar berdana dan percaya akan hasil dari perbuatan baik yang dilakukannya,
Kala tidak menunjukkan keinginannya untuk mengunjungi sang buddha atau menemui sang buddha,
Apabila beliau datang kerumah ayahnya, atau mendengarkan dhamma, ataupun melayani anggota sangha.
Ayahnya selalu menasehatinya : "anakku, jangan berlaku begitu".
Tetapi kala tidak pernah memperhatikan nasehat ayahnya. Suatu ketika ayahnya berpikir :
"Kala anakku ini tetap bertingkah laku seperti itu, apabila meninggal ia akan masuk ke neraka avici. Bagaimana mungkin saya biarkan hal itu terjadi didepan mata saya ?"
"Tetapi, didunia ini segala sesuatu dapat dilemahkan oleh hadiah".
Ia berkata kepada anaknya :
"Anakku, pergilah kevihara, dengarkanlah dhamma yang diajarkan sang buddha, setelah selesai pulanglah. Kalau kamu mau pergi kevihara, saya akan memberikan seratus keping uang".
"Ayah, benarkah ayah akan memberikan saya seratus keping uang, kalau saya pergi kevihara ?".
"Benar, anakku", jawab ayahnya.
Sesudah ayahnya berjanji tiga kali, kala lalu pergi kevihara.
Tetapi ia tidak mendengarkan dhamma, melainkan ia tidur nyenyak ditempat yang nyaman divihara, keesokan harinya ia baru pulang.
Ayahnya berkata :
"Hari inj anakku sudah pergi kevihara, cepat sediakan bubur dan makanan lainnya".
Jutawan itu segera memberikan bubur dan makana lain kepada anaknya dan menyuruhnya makan.
Tetapi kala berkata : "saya tidak mau makan, kecuali diberi uang terlebih dahulu".
Ia tidak mau menyentuh makanannya. Ayahnya tidak memaksanya untuk makan, tetapi ia memberi uang yang dijanjikannya. Setelah menerima uang, kala makan makanan yang tersedia dihadapannya.
Keesokan harinya si ayah ingin anaknya pergi lagi kevihara, ia berkata :
"Anakku, saya akan berikan kamu seribu keping uang kalau kamu mau duduk dihadapan sang buddha dan mendengarkan ajarannya, pulanglah setelah selesai".
Kala segera pergi kevihara. Ia duduk dihadapan sang buddha. Dan ketika sang buddha mengucapkan satu syair, ia tidak mengerti syair itu, tetapi ia tidak mau pulang.
Ia berpikir : "saya pasti akan mengerti arti syair".
Karena penasaran ia tetap duduk dan mendengarkan ajaran sang buddha, sang buddha mengetahui sebab dari kedatangannya kevihara, sengaja membuatnya tidak dapat mengerti dengan jelas arti syair itu.
"Saya harus mengerti syair itu", pikir kala.
Jadi ia tetap tinggal dan mendengarkan ajaran sang buddha, akhirnya ia mengerti dan mencapai tingkat kesucian.
Keesokan harinya, kala bersama dengan para bhikkhu ikut pergi menyertai sang buddha pergi kesavatthi. Ketika anathapindika melihat anaknya, ia berkata :
"Hari ini, kelakuan anakku amat menyenangkan hatiku".
Dan pada saat itu pula kala berpikir :
"Saya harap ayah tidak memberikan saya uang yang dijanjikannya dihadapan sang buddha. Saya harap ia tidak bercerita karena sejumlah uang saya mau pergi kevihara".
(Sang buddha mengetahui bahwa karena sejumlah uang, kala mau pergi kevihara ).
Jutawan anathapindika mempersembahkan bubur dan makanan lainnya kepada sang buddha dan kepada bhikkhu sangha, ia juga mempersembahkan makanan kepada anaknya. Kala duduk dengan diam, ia makan bubur dan makanan lainnya.
Ketika sang buddha selesai makan, jutawan itu memberikan sebuah dompet yang berisi uang kepada anaknya, dan berkata :
"Anakku, tentu kamu masih ingat bahwa saya membujukmu untuk pergi kevihara, dengan janji akan memberimu seribu keping uang ini".
"ketika kala melihat kepada sang buddha, ia merasa amat malu dan berkata : "saya tidak mau uang ini".
"Ambillah, anakku", kata ayahnya.
Tetapi kala tetap menolaknya.
Jutawan anathapindika ini mengucapkan terima kasih kepada sang buddha, seraya berkata :
"Yang mulia, kelakuan anak saya pada hari ini amat menyenangkan saya".
"Mengapa, saudara ?".
"Yang mulia, kemarin dulu saya menyuruhnya pergi kevihara sambil berkata, saya akan memberi kamu seratus keping uang.
Kemarin ia menolak untuk makan sebelum saya berikan uang itu kepadanya. Tetapi pada hari ini, ketika saya berikan uang, ia malahan menolaknya".
Sang buddha berkata :
"Itulah yang telah terjadi, saudara. Hari ini ia telah mencapai tingkat kesucian, telah mencapai alam surga dan alam brahma".
Kemudian sang buddha mengucapkan syair :
"Ada yang lebih baik dari pada kekuasaan mutlak atas bumi,
Dari pada pergi ke surga atau dari pada memerintah seluruh dunia,
Yakni hasil kemuliaan dari seorang suci yang telah memenangkan arus ( sotapattiphala ).
Sumber : sang buddha pelindungku 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar